Astronot Perempuan asal Indonesia, Pratiwi Sudarmano

 

Ingin ke luar angkasa? Astronaut Indonesia beberkan syaratnya

Jakarta (ANTARA) - Tidak sembarang orang bisa melewati seleksi untuk bisa pergi ke antariksa, astronaut perempuan pertama Indonesia Pratiwi Sudarmono membeberkan syarat yang harus dimiliki berdasarkan pengalamannya tiga dekade lalu. Nama Pratiwi Pudjilestari Sudarmono selamanya terukir sebagai astronaut perempuan pertama di Indonesia, meski nasib membuatnya batal berangkat ke luar angkasa pada 1986 karena program pesawat ulang-alik Amerika dihentikan sementara akibat meledaknya pesawat ulang-alik Challenger.Ilmuwan yang mewakili Indonesia dalam kerjasama dengan National Aeronautics and Space Administration (NASA), lembaga antariksa Amerika Serikat, ini rencananya pergi ke luar angkasa dengan pesawat ulang-alik Columbia pada 24 Juni 1986. Namun misi itu dibatalkan karena pesawat Challenger meledak pada 28 Januari 1986, dalam waktu 73 detik setelah diluncurkan saat pesawat berada di ketinggian 15 kilometer. Meski misi wahana antariksa Columbia dibatalkan oleh NASA, Pratiwi yang diangkat sebagai Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 2008 ini tetap menjalani pelatihan.

Pratiwi menuturkan, menurut NASA 75 persen anak muda bisa lolos seleksi fisik astronaut. Namun bukan cuma itu yang jadi penilaian. Ketahanan mental juga tak kalah penting karena astronaut harus menjalani hari-hari ekstrem, jauh berbeda dari keseharian di bumi. "Tapi ada ujian yang lebih ketat, seperti psikotest," kata Pratiwi di webinar bersama Komunitas Tintin Indonesia, Sabtu. Ada karakter yang harus dimiliki seseorang untuk lulus seleksi astronaut, diantaranya adalah orang yang bisa menghadapi tekanan, tidak mudah marah, juga bisa mengambil keputusan tepat di tengah kondisi darurat. "Hal semacam itu yang beberapa kali diujikan," kata Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 

Selain diawasi dan diuji di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Pratiwi juga diuji di National Aeronautics and Space Administration (NASA), lembaga antariksa Amerika Serikat. Anggota misi wahana antariksa STS-61-H, yang bertujuan membawa satelit komersial termasuk satelit Palapa B3, itu pun mempelajari struktur kendaraan luar angkasa yang akan dipakai. "Yang berat itu mempelajari sistem kerja pesawat ulang-alik. Bagi saya, seorang dokter dan ahli laboratorium, cukup sulit." Sepulangnya dari pelatihan antariksa, peraih gelar doktor bidang biologi molekuler dari Universitas Osaka ini mendedikasikan waktunya di dunia mikrobiologi.

Sumber : https://www.antaranews.com/berita/1735841/ingin-ke-luar-angkasa-astronaut-indonesia-beberkan-syaratnya
https://www.antaranews.com/berita/1735641/pratiwi-sudarmono-ungkap-persiapan-jadi-astronaut-perempuan-pertama

Comments

Popular posts from this blog

E-Commerce Sebagai Contoh Dampak Kemajuan IPTEK Bagi Kehidupan